Menikmati Kota Pekalongan di Akhir Pekan

Pekalongan. Kota pesisir yang pernah menjadi salah satu kota pelabuhan terbesar di Pulau Jawa ini, bisa dicapai sekitar 5 jam perjalanan saja dari Jakarta, dengan menumpang kereta api. Mulai dari berbelanja batik, menjelajah kota tua, hingga menikmati kuliner lokal dan menikmati udara perkebunan, Pekalongan bisa jadi pilihan berakhir pekan!


Tahun 2014 lalu, UNESCO menetapkan Pekalongan sebagai salah satu kota kreatif untuk kerajinan dan kesenian rakyat. Tak heran, memang. Selama ini, Pekalongan dikenal sebagai salah satu kota penghasil batik terbesar di Indonesia.



Mengintip Batik Pesisir Pekalongan

Di kota pesisir Jawa Tengah ini, batik memang bukan hanya sekadar barang dagangan. Batik merupa jiwa dan sejarah dari kota Pekalongan, lengkap dengan motif-motif pesisir dan coraknya yang khas.


Percampuran budaya di Pekalongan tertuang dalam motif-motif batiknya, seperti motif Buketan (buket bunga) yang merupakan warisan Belanda. Pengaruh Arab dan India memunculkan Jlamprang yang berpola geometeris dan tidak menampilkan sosok makhluk hidup. Hokokai dipenuhi sakura dan kupu-kupu yang ditinggalkan pada masa pendudukan Jepang. Warna-warni pastel ala keramik Cina dan isen (motif pengisi) yang rapat menjadi ciri khas batik encim.


Tertarik mengintip beragam jenis batik di Pekalongan? Berkunjung ke Museum Batik bisa jadi permulaan untuk memahami ragam motif batik yang ada. Setelahnya, silakan berbelanja batik di kampung-kampung batik yang tersebar di berbagai penjuru kota pesisir ini.



Mengulik Bangunan Antik Pekalongan

Selain batik, bangunan antik yang tersebar di penjuru Kota Pekalongan juga menyimpan ceritanya sendiri.


Menurut survei tahun 2011, ada 286 bangunan kuno yang dikategorikan sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) di kota ini. Yang lebih menarik lagi, arsitektur bangunan-bangunan kuno ini beragam, mengikuti 3 budaya yang besar di Pekalongan: Arab, Jawa, dan Tionghoa. Arjati, begitu pemerintah menyingkatnya, agar lebih mudah diingat.


Bagi pecinta sejarah, menyusuri masa silam Pekalongan akan jadi petualangan menarik. Kampung Cina, Arab, dan Belanda, serta bangunan-bangunan antik bergaya art deco bisa dikelilingi dengan naik becak atau berjalan kaki. Lelah bisa dibayar dengan segarnya sebotol limun dingin di Jalan Rajawali Utara, di pabrik Limun Oriental yang sudah beroperasi sejak tahun 1920.



Mencicipi Kuliner Lokal Pekalongan

Lapar? Tak lengkap rasanya jika tak mencicipi kekayaan kuliner Pekalongan sekalian. Asimilasi budaya juga mengisi piring dan mangkok di kota ini dengan rasa pesisir yang khas. Ada Tauto, soto berkuah merah kental dengan daging kerbau. Soto awalnya dibawa oleh para pedagang Tionghoa, dan pada perkembangannya, masyarakat lokal menambahkan tauco pada bumbu soto. Jadilah soto tauco, atau Tauto! Salah satu Tauto ternama di Pekalongan adalah Tauto Haji KunawiPPIP yang berada di Kampung Klego, Gang 5 No. 23.


Ada juga nasi kebuli; yang dari namanya telah menjelaskan asal-usul Timur Tengahnya. Kuliner yang satu ini bisa dicicipi di Kampung Arab Pekalongan. Restoran tertua yang menyajikan nasi kebuli adalah Rumah Makan Puas. Menu-menu khas Timur Tengah lainnya juga disajikan di sini.


Kalau di Jawa Barat ada nasi kuning, di Pekalongan ada sego megono untuk sarapan. Megono adalah nangka muda yang diiris kecil-kecil, dan biasa disajikan dengan nasi dan potongan tempe. Sarapan khas Pekalongan ini bisa ditemui di sudut-sudut kota; dan salah satu warung megono yang terkenal adalah Lesehan Sego Megono (LSM). Nah, menu bersantap sehari lengkap sudah!



Menikmati Pesisir Pantai Pekalongan

Selain batik pesisir, bangunan antik dan kuliner unik, Pekalongan yang pernah menjadi salah satu kota pelabuhan besar di abad lampau, juga dikelilingi pantai-pantai kecil. Pantai Pasir Kencana hanya berjarak 4 km dari pusat kota, dan bisa jadi tempat melepas penat sembari memandangi langit beranjak lembayung. Jika punya tenaga lebih, sekitar satu jam menuju wilayah Kabupaten Pekalongan, ada Pantai Depok yang berombak tenang dan cocok untuk bermain air dan bersantai.



Bersantai di Perkebunan Teh dan Kopi Pekalongan

Belum lelah berpetualang?


Tak jauh dari Kota Pekalongan, ada kebun dan pabrik teh Pagilaran—yang memproduksi salah satu varian teh hijau terbaik untuk diekspor. Ada pula kebun kopi Petungkriyono yang menghasilkan 30 ton kopi hutan per tahun. Desa-desa di kaki gunung, hutan, dan air terjun di sekitar Petungkriyono juga menyimpan lengkingan owa (kera kecil) yang hanya ada di Pulau Jawa dan termasuk satwa yang dilindungi.


Baik untuk bersantai, berwisata kuliner, berbelanja batik, menelusuri sejarah, atau menikmati alam, Kota Pekalongan ternyata punya begitu banyak hal untuk ditawarkan! Salah satu destinasi menyenangkan untuk menghabiskan akhir pekan.